Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekjen DPP PDIP, Sadarestuwati menyebut, Gubernur Maluku Murad Ismail telah bersikap kasar dan tidak etis saat dimintai klarifikasi terkait istrinya yang berpindah partai dari PDI Perjuangan ke PAN.
"Ketika diminta Klarifikasi di DPP beliau menunjukkan sikap yang bisa dibilang arogan dan emosional,” kata Restu saat dikonfirmasi, Kamis (11/5/2023).
Restu menyebut Murad Ismail juga menjawab pertanyaan dari dua Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dan Komaruddin Warubun dengan kemarahan.
Advertisement
"Di hadapan pak Djarot dan pak Komar beliau sangat marah marah, dan beliau mengatakan bahwa dirinya merasa bukan orang partai, menurut saya, sangat fatal karena beliau menjadi gubernur kan karena partai ketua DPD. Ketika beliau mengatakan saya bukan orang partai bagi saya itu sudah kelewat batas,” kata dia.
Bahkan, kata Restu, Murad pergi dari ruangan klarifikasi tanpa ada pamit.
"Beliau tidak jelaskan baik baik, tapi marah-marah dan kemudian begitu saja meninggalkan tempat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sadarestuwati, menegaskan pemecatan Murad Ismail sebagai Ketua DPD Partai Maluku, telah melalui mekanisme organisasi.
Tak Berikan Contoh Baik
Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan bidang perempuan ini, pihaknya sangat menyayangkan sikap Murad Ismail yang lebih mengedepankan kepentingan keluarga, khususnya isterinya sendiri, daripada kepentingan rakyat.
Restu mengakui, memang ada aturan di partainya yang melarang pasangan istri ataupun suami menjadi anggota partai lain. Aturan itu, kata Restu harusnya ditaati oleh Murad, terlenih dia adalah ketua di tingkat daerah.
“PDI Perjuangan memiliki aturan Partai bahwa suami isteri tidak boleh berbeda partai, namun ternyata Pak Murad malah menunjukkan sikap emosional dihadapan Pak Djarot Syaiful Hidayat yang dikenal sebagai sosok yang santun," ujar Sri Rahayu.
Advertisement